SASTRAAAAAAA

Yo readers.

Bingung, kenapa orang-orang suka meremehkan sastra. Seolah sastra itu gampang. Aku entah udah berapa kali bilang mau masuk jurusan Bahasa SMA nanti. Nggak dibolehin zzz. Aku udah bilang mau masuk jurursan Sastra Inggris kuliah nanti. Tapi karena opsi keduaku masuk Teknik komputer, aku disuruh masuk teknik aja. Masih nggak paham betapa sukanya aku pada sastra? Aku emang belum pernah nujukkin tulisanku sih, tapi sudahlah. Kayaknya nggak tertarik juga.

Aku mulai curiga, orang tuaku nggak mendukung aku jadi penulis.

Aku selalu disuruh jadi ini-itu. Jadi dokter, biasanya. Sementara IPA yang kususkai cuma kimia. Suatu waktu aku disuruh ngelanjutin usaha ayahku. Padahal aku nggak yertarik sama sekali dengan manajemen. Beberapa minggu kemudian, bilangnya aku jadi animator. Tapi belum pernah bilang, yaudah kamu jadi penulis aja. Selalu bilang, menulis jadi sampingan aja. Gimana nggak curiga.
Mungkin masih belum paham, ada tiga hal yang kulakukan kalau pegang note. Pertama, main game. Kedua, browsing, nyari gambar, nonton video. Ketiga, NGURUSIN BLOG! Menulis! Hell. Bahkan orang tuaku kayaknya nggak tau juga URL blog ini.

Kesel aku sama siapapun yang meremehkan sastra. Plis cuplis, diri lu sendiri udah jago belum? Disuruh ngejelasin ulang suatu cerita aja bahasanya masih belepotan. Malah dengan sotoynya bilang sastra itu nggak penting. Ya Allah. Lu presentasi pake apa, hah? Pake simbol? Pake morse? Smapur? Font wingdings? Rasanya gue pengen ngomong, tepat di depan muka orang-orang yang meremehkan sastra, "Lu tau Harry Potter? Tau Narnia? Nonton Surat kecil untuk tuhan? Catatan hati seorang istri? Itu semua dari novel yang dibuat menjadi film atau series. Lu tau Alice in Wonderland? Wizard of Oz? Cinderella? Beauty and the beast? The little mermaid? Hansel and Greetel? Gadis penjual korek api? Itu semua awalnya dari cerita! Lu pasti pernah ke cinema kan? Nonton bioskop? Semua film butuh plot yang bagus. Plot. Alur. Cerita. Sastra."

Bahkan komunikasi butuh sastra. Gue ga peduli seberapa ribut temen-temen gue serta ilmuan di luar sana, koar-koar tentang 'semua ilmu ujung-ujungnya pasti ada kaitannya sama ...'. Terserah mereka mau mengisi titik-titik itu entah dengan 'Matematika', 'Fisika', 'Biologi', atau apapun. Tapi semua hal sebenarnya kaitannya sama sastra. Ga usah koar-koar lagi. Seberapapun pentingnya ilmu lu, penjelasannya pasti pakai bahasa juga. Kalau pengaturan bahasanya jelek alias susah dimengerti, ilmu itu cuma akan jadi mobil tanpa bahan bakar. Namanya juga ilmu, keberadaannya tak disadari. Menurut penelitianku juga, orang-orang lebih suka melihat gambar daripada tulisan. Alasannya mungkin karena males baca. Padahal membaca cepat kan bisa. Pake teknik scanning. Sepuluh detik juga jadi. Bundaku sering minta gambarku, tapi nggak pernah sekalipun minta ceritaku. Mungkin sangsi dengan kemampuan menulisku. Mungkin nggak tertarik sama tulisan. Mungkin beranggapan kalau gambar adalah seni dan lebih menyukainya. Nggak salah kok. Nah sekarang, buat cerita dengan diksi yang tepat, alur yang pas, dan ide yang nggak klise. Nyerah?

Maaf. Lagi gila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sketsa Dragon Warrior (not by me) + bonus foto Code Lyoko

Bantuin nyari judulnya dong, ga ada ide nih

Merah dan Biru