Bloodtype and the adventure of MOS
Disclaimer: Vocaloid punya Yamaha dan konco-konconya. Utauloid dan Fanloid punya creatornya masing-masing
"Kurang satu?"
"Iya kurang satu."
"Ehem, ada yang mau nanya pembimbingnya?"
"Ayo yuk! Daritadi gue pengen ngajakin tapi ragu-ragu. Woi merah! Ikut kagak?"
"Males"
"Yasudah."
---
"Kakak... Panitia kan?"
"Kak, masih ada orang yang tersisa nggak?"
"Lho, kalian cuma berdua?"
"Ada satu orang lagi, tapi dia katanya males jalan. Tuh, si rambut magenta yang lagi nyender di pohon sambil main kucing."
"Kayaknya udah nggak ada lagi deh. Ada satu murid yang nggak ikut kan?"
"Iya. Yowane Haku nggak ikut."
"Yaudah, tunggu bentar ya."
"..."
"Nih, kalian bareng dia aja. Kerjaannya nggak jelas, cuma nongkrong di pojokan sambil nontonin yang lain. Malah kadang-kdang minta diambilin es loli dan soda bluberi-"
"Fitnah!" "
-Nanti bakal ada tugas yang mengharuskan 4 orang. Kalo nggak pas 4 orang bisa repot. Dan kalo gagal, aku nggak tanggung jawab. Jadi daripada nggak bisa, mendingan bareng dia aja! Hati-hati, dia agak nyebelin."
"Sompret lu Ron! Kok gue?"
"Lagian lu nyampah. Mojok mulu sambil ngeliatin. Tatapan mata lo tuh mengerikan tau gak. Daripada liatin doang mending bantuin mereka aja. Kasian mereka nanti malah gagal. Lu juga belum pernah MOS kan? Lu pura-pura sakit, seinget gue. Udah pergi gih. Sibuk."
"Kenapa nggak Poine aja?"
"Poine masih berguna. Udah jangan banyak omong. Sanksi sudah diputuskan. Cepat!"
"..."
"Nurut! Sana! Gimanapun caranya semuanya harus berempat-berempat!"
"Huh. Yaudah."
---
Kurang lebih begitulah ceritanya. Anak-anak kelas satu yang baru masuk SMA Android disuruh membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk kegiatan MOS. Hatsune Miku dari SMP Vocaloid, Kasane Teto dari SMP Utauloid, dan Akita Neru dari SMP Fanloid, memutuskan untuk bersatu. Nasib jadi sisaan, terpaksa mendapat pasangan random. Karena sepertinya yang kelompoknya belum tepat jumlahnya hanya kelompok mereka bertiga, Miku mengusulkan untuk bertanya ke kakak kelas selaku pembimbing acara. Neru memutuskan untuk menjadi ekor Miku sementara. Nasib Teto berada di bawah pohon bersama kucing belang tiga. Siapa suruh males gerak. Miku dan Neru bertanya seseorang berambut hitam panjang dikepang yang bawa-bawa papan jalan. Tingginya membuat Miku dan Neru beranggapan bahwa dialah sang senior. Anggapan mereka benar. Kakak kepang itu mengecek papan jalannya, memeriksa daftar hadir. Sudah diketahui oleh seseorang yang berambut golden blonde berkuncir satu bahwa seseorang tidak ikut. Besannya Akita Neru, Yowane Haku. Ketidak hadiran satu orang membuat si kakak kepang masuk ke dalam gedung sekolah, lalu keluar sambil menyeret seseorang berambut biru dengan highlight putih di poninya. Sepertinya itu temannya. Si kakak kepang menyuruh Miku dan Neru untuk menjadikan si rambut biru dengan uban tak rata itu anggota kelompoknya. Sempat terjadi sedikit kerusuhan, tapi akhirnya si rambut biru mau ikut juga.
---
"Nama kakak siapa?" Tanya Miku
"Matsudappoiyo. Panggil aja Matsu. Emang kenapa?"
"E... Na-nanya doang kok!" Miku merasa panik karena jawaban dingin dari Matsu.
'Duh, dia marah ya? Aduh gimana ini dia marah! Ma.. Marah beneran? Bohongan? Marah beneran ya? Adududuh... Gimana ini... Habislah aku!' Miku terus-terusan panik dalam batinnya. Padahal Matsu sendiri nggak menunjukkan secara langsung kalau dia marah.
"Ma-maaf." Miku meminta maaf dengan suara pelan.
"Minta maaf buat apa?"
'ADUUUUH! DIA NGGAK MARAH, SEKARANG DIA PASTI ANGGAP AKU JUNIOR ANEH! ADUH ADUH GIMANA INI? GIMANA KALO NANTI AKU DIBULLY? NOOOOOOO!!!!!' Miku meledak, readers sekalian. Untunglah hanya dalam pikirannya. Lah gila aja dia teriak-teriak beneran kayak gitu. Yang ada Matsu benci dia beneran.
Tak butuh waktu lama, sampailah mereka di pohon tempat Teto nyender. Begitu melihat Matsu, mata Teto langsung membesar.
"HAHH!!! Kakak dari SMP Utauloid kan!? Yang terkenal akan nilainya yang bagus, walaupun kerjaannya cuma tidur di bangku kelas paling pojok!!?? Kak..."
Hening sesaat.
"Poiyon ya kan!?" Si twindrill langsung berdiri. Kucing di sebelahnya yang tadi dielus-elus bahkan lompat karena dibuat kaget. Telunjuk Teto menunjuk ke arah Matsu. Kalo Matsu maju 5 senti aja, hidungnya udah nempel sama jari Teto. Yang ditunjuk-tunjuk hanya merengut.
"Iya, itu aku. Tapi..."
Bahaya.
"Siapa suruh kamu mengatakan itu keras-keras, hah? Gimana kalau nanti anak-anak lain juga denger? Kamu mau kamu ku-blacklist karena menyebarkan aib? Kamu mau diskors, atau hukuman lain, hmm?" Poiyo mengucapkan kata-kata yang (harusnya) menusuk. Pake aura gelap segala. Nusuk bro.
"Suka-suka aku dong."
Fail.
"Nah yaudah. Mana satu orang lagi?" Tanya Teto sambil celingukan. Nggak ada tanda-tanda orang baru selain makhluk setengah beruban di depannya.
"Dia yang bakal jadi anggota kita." Neru menjawab simpel.
"Oalah, yaudah." Teto kembali mengelus-elus kucing yang tadi ditemukannya.
"Dan jangan panggil gue Poiyon. Nama gue Matsudappoiyo."
"Matsudappoiyo kepanjangan. Poiyon aja bagus."
"Cih."
---
"Yang sudah membuat kelompok, silahkan berkenalan dan mengobrol dulu! Acara akan dimulai sebentar lagi!" Senior cewek berambut oranye berteriak menggunakan megaphone. Suaranya yang memang kencang sekarang menjadi double kencang. Mungkin si senior pernah makan megaphone. Anak-anak yang tadi sudah ribut terdiam sebentar, menyadarkan diri dari kuping-pengang-sesaat, lalu ribut lagi. Ck, Ga bisa diatur.
"Oh iya, kak Matsu belum kenal kita ya. Aku Hatsune Miku."
"Akita Neru dari SMP Fanloid. Salam kenal!"
"Kasane Teto."
"Udah gitu aja kan? Sekarang kita ngapain? Nunggu? Bosen amat." Neru mengambil kerikil yang agak besar di tanah, lalu melemparnya ke atas dan menangkapnya. Dilemparnya lagi, ditangkapnya lagi. Terus berulang-ulang.
"Umm... Apa yang kalian sukai?" Miku mencoba ramah. Miku tidak terlalu suka suasana kaku seperti ini. Malu sih, banget. Tapi Miku ga bisa tahan dengan situasi awkward.
"Aku suka handphone." Neru memainkan kerikil itu, "Tapi handphoneku baterainya lagi habis, kutinggal aja di tas. Harusnya tadi pagi aku charge dulu, grrr!" Neru menggeram.
"A... Hahaha. Kalau Kasane?" Miku tertawa canggung, 'Aku kan nggak nanya hapemu kenapa...'
"French bread." Teto menjawab singkat, masih sambil mengelus kucing.
"Kak Matsu?"
-SIIIING-
Matsu melirik Miku tanpa menolehkan kepalanya. Iris Matsu yang merah membuat Miku menjadi tegang. "Menurutmu?"
'Dia... Benar-benar... Sadis-sadis banget omongannya...' Batin Miku lagi. Baru beberapa menit kenalan, Matsu sudah membuatnya takut.
"Blueberry soda. Bukan hal yang wajib diketahui semua orang kan?"
'Uukh.... Jadi pengen kabur...'
"Sampe kapan nih! Boseeen!" Neru melempar kerikil itu ke sembarang arah. Kena orang. Cowok berambut biru tua gradasi yang sedang sial itu langsung tumbang. Teman perkumpulannya -yang anehnya, berambut biru semua- mendadak teriak "TSUKKIII!!" sementara Neru cekikikan. Tertawa diatas penderitaan orang. Dalam hatinya merasa agak bersalah sih.
"Akita nggak suka menunggu ya?" Tanya Miku,
'Barusan dia lempar batu kena orang ya?' Seperti biasa, kepala Miku dipenuhi tanda tanya.
"Nggak! Nggak sama sekali! Aku anti menunggu! Apalagi menunggu terlalu lama! Ga ada kerjaan! Bosen! Buang-buang waktu! Bisa nggak sih lebih cepat! Menunggu itu menyebalkan! Neru sampai menggaruk-garuk tanah.
"Aa, tenang, Akita."
"Bosaaan! Nggak ada yang bisa dilakukan apa? Senior! Kapan acaranya mau dimulai?" Neru berseru kencang ke senior yang berkeliaran di lapangan tempat mereka dikumpulkan. Senior terdekat, si kepang tadi, menoleh. Mendapati junior yang tadi menghampirinya siap meledak.
"Iya iya, ini sebentar lagi kok. Maaf ya, seksi perlengkapannya telat. Nanti-nanti nggak nunggu lagi kok! Eh, nunggu nggak ya? Eh, nggak tau deh. Emm, Liat nanti." si kakak kepang nyengir. Neru merengut. Mata Matsu menyipit dan menatap tajam ke arah si kepang. Yang dilirik cuma nengok sebentar, lalu kacang. Matsu mewek.
"Kakak juga bosen tau ini! Daritadi cuma bolak-balik lembar bosenin ini doang! Suntuk!" Si kepang -tunggu, perasaan tadi Matsu sempat memanggil namanya. Ron?- juga terlihat berapi-api, seperti Neru.
"Tuh kan! Nggak ada yang suka menunggu! Kenapa juga kakak yang ngurus perlangkapan datengnya malah telat?"
Neru ngomel. Ron (?) mengangguk-angguk setuju, ikut ngomel. Sepertinya Neru dan Ron-ron apalah itu itu lumayan nyambung karena kemiripan sifat mereka.
Sementara yang lain sibuk sendiri. Walaupun dengan kegiatan berbeda, ketiganya sama-sama bersender pada batang sebuah pohon besar yang daritadi harus bersabar karena disenderi Teto. Sekarang malah ditambah bebannya. Sabar ya, pohon. Jasamu akan selalu dikenang. Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa...
Salah.
Teto masih bekutat dengan kucing. Miku main game di hapenya. Matsu yang ternyata membawa sketchbook ukuran A5, sibuk menggambar. Di kertasnya, bisa terlihat dia membuat kepala seseorang. Pensil di tangannya sedang mengarsir rambutnya yang dikepang. Setelah ujung ke ujung diarsir, mulailah dicorat-coret gambarnya itu. Ditambah kumis, pita, pisau yang menancap di kepala, dan benda-benda asing lainnya.
Teto yang merasakan aura-aura setan di sebelahnya, mengalihkan perhatiannya dari si makhluk berbulu. Sebenarnya Teto nggak terlalu peduli sih, dia nggak masalah, mau ada aura setan kek, aura putri kek, aura suram kek, aura kakek, atau apalah, bukan masalah. Tapi ke-kepo-an Teto membuatnya melirik. Walaupun Teto hanya bisa sweatdropped melihat gambar Matsu.
"Jelek amat gambarnya kak."
"Diam."
-----------
Ahaha. Yo readers! Kironase disini! Sebenarnya ini fic lama, tapi kuputuskan untuk post disini. Aku memakai 'triple baka' plus Poiyo, karena aku bingung mau pakai siapa. Mereka mewakili A, B, O, dan AB. Jadi maaf kalau agak OOC. Kalo triple baka sih udah dirancang, tapi Poiyo ini chara random yang masuk. Setelah selesai bikin chap 1, baru nyadar kalau ternyata Defoko bisa jadi tokoh yang pas buat golongan darah yang dipake Poiyo...
Poiyo dipanggil Matsu disini, karena kalau 'Kak Poiyo' kedengeran agak aneh. 'Kak Matsu' lebih pas, menurutku. Btw, ada yang bisa tebak siapa golongan darahnya apa? Kutantang kalian, tebak goldarnya si kakak kepang juga. Sama tebak siapa aja di kelompok Tsukki? xD
Ron: Kakak kepang, kakak kepang (-_-)
Iya itu nickname barumu. Terima atau pergi.
Ron: *pergi*
Abaikan. Aku sebisa mungkin nggak campur-campur dengan bahasa Jepang atau bahasa lain, karena ini fic Bahasa Indonesia. Chap 1 kepotong, bener. Bagian bawahnya ilang. Aku bakal lanjutin di chap 2 aja, males ngedit plus sibuk nih wkwk #plak
Bye!
"Kurang satu?"
"Iya kurang satu."
"Ehem, ada yang mau nanya pembimbingnya?"
"Ayo yuk! Daritadi gue pengen ngajakin tapi ragu-ragu. Woi merah! Ikut kagak?"
"Males"
"Yasudah."
---
"Kakak... Panitia kan?"
"Kak, masih ada orang yang tersisa nggak?"
"Lho, kalian cuma berdua?"
"Ada satu orang lagi, tapi dia katanya males jalan. Tuh, si rambut magenta yang lagi nyender di pohon sambil main kucing."
"Kayaknya udah nggak ada lagi deh. Ada satu murid yang nggak ikut kan?"
"Iya. Yowane Haku nggak ikut."
"Yaudah, tunggu bentar ya."
"..."
"Nih, kalian bareng dia aja. Kerjaannya nggak jelas, cuma nongkrong di pojokan sambil nontonin yang lain. Malah kadang-kdang minta diambilin es loli dan soda bluberi-"
"Fitnah!" "
-Nanti bakal ada tugas yang mengharuskan 4 orang. Kalo nggak pas 4 orang bisa repot. Dan kalo gagal, aku nggak tanggung jawab. Jadi daripada nggak bisa, mendingan bareng dia aja! Hati-hati, dia agak nyebelin."
"Sompret lu Ron! Kok gue?"
"Lagian lu nyampah. Mojok mulu sambil ngeliatin. Tatapan mata lo tuh mengerikan tau gak. Daripada liatin doang mending bantuin mereka aja. Kasian mereka nanti malah gagal. Lu juga belum pernah MOS kan? Lu pura-pura sakit, seinget gue. Udah pergi gih. Sibuk."
"Kenapa nggak Poine aja?"
"Poine masih berguna. Udah jangan banyak omong. Sanksi sudah diputuskan. Cepat!"
"..."
"Nurut! Sana! Gimanapun caranya semuanya harus berempat-berempat!"
"Huh. Yaudah."
---
Kurang lebih begitulah ceritanya. Anak-anak kelas satu yang baru masuk SMA Android disuruh membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk kegiatan MOS. Hatsune Miku dari SMP Vocaloid, Kasane Teto dari SMP Utauloid, dan Akita Neru dari SMP Fanloid, memutuskan untuk bersatu. Nasib jadi sisaan, terpaksa mendapat pasangan random. Karena sepertinya yang kelompoknya belum tepat jumlahnya hanya kelompok mereka bertiga, Miku mengusulkan untuk bertanya ke kakak kelas selaku pembimbing acara. Neru memutuskan untuk menjadi ekor Miku sementara. Nasib Teto berada di bawah pohon bersama kucing belang tiga. Siapa suruh males gerak. Miku dan Neru bertanya seseorang berambut hitam panjang dikepang yang bawa-bawa papan jalan. Tingginya membuat Miku dan Neru beranggapan bahwa dialah sang senior. Anggapan mereka benar. Kakak kepang itu mengecek papan jalannya, memeriksa daftar hadir. Sudah diketahui oleh seseorang yang berambut golden blonde berkuncir satu bahwa seseorang tidak ikut. Besannya Akita Neru, Yowane Haku. Ketidak hadiran satu orang membuat si kakak kepang masuk ke dalam gedung sekolah, lalu keluar sambil menyeret seseorang berambut biru dengan highlight putih di poninya. Sepertinya itu temannya. Si kakak kepang menyuruh Miku dan Neru untuk menjadikan si rambut biru dengan uban tak rata itu anggota kelompoknya. Sempat terjadi sedikit kerusuhan, tapi akhirnya si rambut biru mau ikut juga.
---
"Nama kakak siapa?" Tanya Miku
"Matsudappoiyo. Panggil aja Matsu. Emang kenapa?"
"E... Na-nanya doang kok!" Miku merasa panik karena jawaban dingin dari Matsu.
'Duh, dia marah ya? Aduh gimana ini dia marah! Ma.. Marah beneran? Bohongan? Marah beneran ya? Adududuh... Gimana ini... Habislah aku!' Miku terus-terusan panik dalam batinnya. Padahal Matsu sendiri nggak menunjukkan secara langsung kalau dia marah.
"Ma-maaf." Miku meminta maaf dengan suara pelan.
"Minta maaf buat apa?"
'ADUUUUH! DIA NGGAK MARAH, SEKARANG DIA PASTI ANGGAP AKU JUNIOR ANEH! ADUH ADUH GIMANA INI? GIMANA KALO NANTI AKU DIBULLY? NOOOOOOO!!!!!' Miku meledak, readers sekalian. Untunglah hanya dalam pikirannya. Lah gila aja dia teriak-teriak beneran kayak gitu. Yang ada Matsu benci dia beneran.
Tak butuh waktu lama, sampailah mereka di pohon tempat Teto nyender. Begitu melihat Matsu, mata Teto langsung membesar.
"HAHH!!! Kakak dari SMP Utauloid kan!? Yang terkenal akan nilainya yang bagus, walaupun kerjaannya cuma tidur di bangku kelas paling pojok!!?? Kak..."
Hening sesaat.
"Poiyon ya kan!?" Si twindrill langsung berdiri. Kucing di sebelahnya yang tadi dielus-elus bahkan lompat karena dibuat kaget. Telunjuk Teto menunjuk ke arah Matsu. Kalo Matsu maju 5 senti aja, hidungnya udah nempel sama jari Teto. Yang ditunjuk-tunjuk hanya merengut.
"Iya, itu aku. Tapi..."
Bahaya.
"Siapa suruh kamu mengatakan itu keras-keras, hah? Gimana kalau nanti anak-anak lain juga denger? Kamu mau kamu ku-blacklist karena menyebarkan aib? Kamu mau diskors, atau hukuman lain, hmm?" Poiyo mengucapkan kata-kata yang (harusnya) menusuk. Pake aura gelap segala. Nusuk bro.
"Suka-suka aku dong."
Fail.
"Nah yaudah. Mana satu orang lagi?" Tanya Teto sambil celingukan. Nggak ada tanda-tanda orang baru selain makhluk setengah beruban di depannya.
"Dia yang bakal jadi anggota kita." Neru menjawab simpel.
"Oalah, yaudah." Teto kembali mengelus-elus kucing yang tadi ditemukannya.
"Dan jangan panggil gue Poiyon. Nama gue Matsudappoiyo."
"Matsudappoiyo kepanjangan. Poiyon aja bagus."
"Cih."
---
"Yang sudah membuat kelompok, silahkan berkenalan dan mengobrol dulu! Acara akan dimulai sebentar lagi!" Senior cewek berambut oranye berteriak menggunakan megaphone. Suaranya yang memang kencang sekarang menjadi double kencang. Mungkin si senior pernah makan megaphone. Anak-anak yang tadi sudah ribut terdiam sebentar, menyadarkan diri dari kuping-pengang-sesaat, lalu ribut lagi. Ck, Ga bisa diatur.
"Oh iya, kak Matsu belum kenal kita ya. Aku Hatsune Miku."
"Akita Neru dari SMP Fanloid. Salam kenal!"
"Kasane Teto."
"Udah gitu aja kan? Sekarang kita ngapain? Nunggu? Bosen amat." Neru mengambil kerikil yang agak besar di tanah, lalu melemparnya ke atas dan menangkapnya. Dilemparnya lagi, ditangkapnya lagi. Terus berulang-ulang.
"Umm... Apa yang kalian sukai?" Miku mencoba ramah. Miku tidak terlalu suka suasana kaku seperti ini. Malu sih, banget. Tapi Miku ga bisa tahan dengan situasi awkward.
"Aku suka handphone." Neru memainkan kerikil itu, "Tapi handphoneku baterainya lagi habis, kutinggal aja di tas. Harusnya tadi pagi aku charge dulu, grrr!" Neru menggeram.
"A... Hahaha. Kalau Kasane?" Miku tertawa canggung, 'Aku kan nggak nanya hapemu kenapa...'
"French bread." Teto menjawab singkat, masih sambil mengelus kucing.
"Kak Matsu?"
-SIIIING-
Matsu melirik Miku tanpa menolehkan kepalanya. Iris Matsu yang merah membuat Miku menjadi tegang. "Menurutmu?"
'Dia... Benar-benar... Sadis-sadis banget omongannya...' Batin Miku lagi. Baru beberapa menit kenalan, Matsu sudah membuatnya takut.
"Blueberry soda. Bukan hal yang wajib diketahui semua orang kan?"
'Uukh.... Jadi pengen kabur...'
"Sampe kapan nih! Boseeen!" Neru melempar kerikil itu ke sembarang arah. Kena orang. Cowok berambut biru tua gradasi yang sedang sial itu langsung tumbang. Teman perkumpulannya -yang anehnya, berambut biru semua- mendadak teriak "TSUKKIII!!" sementara Neru cekikikan. Tertawa diatas penderitaan orang. Dalam hatinya merasa agak bersalah sih.
"Akita nggak suka menunggu ya?" Tanya Miku,
'Barusan dia lempar batu kena orang ya?' Seperti biasa, kepala Miku dipenuhi tanda tanya.
"Nggak! Nggak sama sekali! Aku anti menunggu! Apalagi menunggu terlalu lama! Ga ada kerjaan! Bosen! Buang-buang waktu! Bisa nggak sih lebih cepat! Menunggu itu menyebalkan! Neru sampai menggaruk-garuk tanah.
"Aa, tenang, Akita."
"Bosaaan! Nggak ada yang bisa dilakukan apa? Senior! Kapan acaranya mau dimulai?" Neru berseru kencang ke senior yang berkeliaran di lapangan tempat mereka dikumpulkan. Senior terdekat, si kepang tadi, menoleh. Mendapati junior yang tadi menghampirinya siap meledak.
"Iya iya, ini sebentar lagi kok. Maaf ya, seksi perlengkapannya telat. Nanti-nanti nggak nunggu lagi kok! Eh, nunggu nggak ya? Eh, nggak tau deh. Emm, Liat nanti." si kakak kepang nyengir. Neru merengut. Mata Matsu menyipit dan menatap tajam ke arah si kepang. Yang dilirik cuma nengok sebentar, lalu kacang. Matsu mewek.
"Kakak juga bosen tau ini! Daritadi cuma bolak-balik lembar bosenin ini doang! Suntuk!" Si kepang -tunggu, perasaan tadi Matsu sempat memanggil namanya. Ron?- juga terlihat berapi-api, seperti Neru.
"Tuh kan! Nggak ada yang suka menunggu! Kenapa juga kakak yang ngurus perlangkapan datengnya malah telat?"
Neru ngomel. Ron (?) mengangguk-angguk setuju, ikut ngomel. Sepertinya Neru dan Ron-ron apalah itu itu lumayan nyambung karena kemiripan sifat mereka.
Sementara yang lain sibuk sendiri. Walaupun dengan kegiatan berbeda, ketiganya sama-sama bersender pada batang sebuah pohon besar yang daritadi harus bersabar karena disenderi Teto. Sekarang malah ditambah bebannya. Sabar ya, pohon. Jasamu akan selalu dikenang. Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa...
Salah.
Teto masih bekutat dengan kucing. Miku main game di hapenya. Matsu yang ternyata membawa sketchbook ukuran A5, sibuk menggambar. Di kertasnya, bisa terlihat dia membuat kepala seseorang. Pensil di tangannya sedang mengarsir rambutnya yang dikepang. Setelah ujung ke ujung diarsir, mulailah dicorat-coret gambarnya itu. Ditambah kumis, pita, pisau yang menancap di kepala, dan benda-benda asing lainnya.
Teto yang merasakan aura-aura setan di sebelahnya, mengalihkan perhatiannya dari si makhluk berbulu. Sebenarnya Teto nggak terlalu peduli sih, dia nggak masalah, mau ada aura setan kek, aura putri kek, aura suram kek, aura kakek, atau apalah, bukan masalah. Tapi ke-kepo-an Teto membuatnya melirik. Walaupun Teto hanya bisa sweatdropped melihat gambar Matsu.
"Jelek amat gambarnya kak."
"Diam."
-----------
Ahaha. Yo readers! Kironase disini! Sebenarnya ini fic lama, tapi kuputuskan untuk post disini. Aku memakai 'triple baka' plus Poiyo, karena aku bingung mau pakai siapa. Mereka mewakili A, B, O, dan AB. Jadi maaf kalau agak OOC. Kalo triple baka sih udah dirancang, tapi Poiyo ini chara random yang masuk. Setelah selesai bikin chap 1, baru nyadar kalau ternyata Defoko bisa jadi tokoh yang pas buat golongan darah yang dipake Poiyo...
Poiyo dipanggil Matsu disini, karena kalau 'Kak Poiyo' kedengeran agak aneh. 'Kak Matsu' lebih pas, menurutku. Btw, ada yang bisa tebak siapa golongan darahnya apa? Kutantang kalian, tebak goldarnya si kakak kepang juga. Sama tebak siapa aja di kelompok Tsukki? xD
Ron: Kakak kepang, kakak kepang (-_-)
Iya itu nickname barumu. Terima atau pergi.
Ron: *pergi*
Abaikan. Aku sebisa mungkin nggak campur-campur dengan bahasa Jepang atau bahasa lain, karena ini fic Bahasa Indonesia. Chap 1 kepotong, bener. Bagian bawahnya ilang. Aku bakal lanjutin di chap 2 aja, males ngedit plus sibuk nih wkwk #plak
Bye!
Komentar
Posting Komentar
Boleh dong tinggalin jejak *winkwink