Rain
Matahari pergi, menyelimuti diri
Awan berkemul, abu-abu menguasai
Angin berhembus, daun-daun melambai
Satu-persatu tetes air menghampiri
Gemuruh berteriak menggelegar
Diiringi kilat yang terus menyambar
Tetes-tetes itu menghentak menjadi kasar
Justru membuat yang dikenainya menjadi segar
Hujan....
Tak semua menyukainya
Basah, dingin, itu kata mereka
Tapi bagaimanapun, syukur adalah reaksinya
Atas kesegaran yang hujan bawa
Yo readers!
Aku kembali dengan poetry yang bikin sweatdropped. Itu style gue. Huehuehuehuehueh. Tapi aku bingung sih. Mei harusnya udah masuk musim kemarau kan? Kenapa masiiiiiih aja hujan? Bahkan waktu science camp kemarin hujan, api unggunnya jadi pagi-pagi deh. Hem.
Bukan masalah sih. Aku seneng-seneng aja kalo hujan. Tapi tetep, aku lebih suka cerah. Dan kenapa hujan masih aja rutin muncul?
INI MASIH MENJADI SEBUAH MIIIIIISTEEEERIIIIIII
Dah readers.
Awan berkemul, abu-abu menguasai
Angin berhembus, daun-daun melambai
Satu-persatu tetes air menghampiri
Gemuruh berteriak menggelegar
Diiringi kilat yang terus menyambar
Tetes-tetes itu menghentak menjadi kasar
Justru membuat yang dikenainya menjadi segar
Hujan....
"Oh shit, hujan lagi."
Tak semua menyukainya
Basah, dingin, itu kata mereka
Tapi bagaimanapun, syukur adalah reaksinya
Atas kesegaran yang hujan bawa
![]() |
From Pixiv. Not mine. |
Yo readers!
Aku kembali dengan poetry yang bikin sweatdropped. Itu style gue. Huehuehuehuehueh. Tapi aku bingung sih. Mei harusnya udah masuk musim kemarau kan? Kenapa masiiiiiih aja hujan? Bahkan waktu science camp kemarin hujan, api unggunnya jadi pagi-pagi deh. Hem.
Bukan masalah sih. Aku seneng-seneng aja kalo hujan. Tapi tetep, aku lebih suka cerah. Dan kenapa hujan masih aja rutin muncul?
INI MASIH MENJADI SEBUAH MIIIIIISTEEEERIIIIIII
Dah readers.
Komentar
Posting Komentar
Boleh dong tinggalin jejak *winkwink