Senin macem apa.

Yo readeeeers... /nada loyo/

Tadinya aku mau post ini waktu Senin, tapi ga sempet. Whateveeeeeeer.

Senin. Ga bosen-bosen saya ngepost tentang hari Senin. Udah berapa post tentang Senin. Banyak. Oke. Poop.

Kemaren tuh aku sial. Padahal bukan tanggal 7. Why. Poop.

Pagi pagi hujan. Aku loyo. Sarapannya nasi pake rendang sisa kemaren. Rasanya udah agak berubah. Tapi nggak apa-apa, yang penting makan. Udah gitu siap-siap (baca: Mandi dan lain-lain). Waktu nyiapin buku, kendala kembali menghadang.

Buku Bindoku gak ada.

Mataku terbelalak. Panik memuncak. Gawat nih, padahal disana ada lembar tugas analisis novel dan naskah berita yang dipake buat tes hari ini. Aku langsung ngobok-ngobok kamar. Ngobok-ngobok lemari baju. Mengecek setiap bagian rak buku pelajaran. Rak buku cerita juga kusisirin. Nihil.

Masih ngobok-ngobok, suara terdengar dari depan.

TIN TIN!

Jemputan dateng di saat urgent. Mau-ga-mau kuabaikan masalah buku bindoku, kapan-kapan bisa dicari. Aku lompat keluar masih dengan tanda tanya. Kok bisa hilang tanpa jejak gitu? Kulupain masalah itu sejenak, ngurus masalah lain. Di jemputan mau ngeluarin pensil dan penghapus, tempat pensilku resletingnya lepas.

Poop.

Setengah idup kubenerin tuh tempat pensil. Dan berhasil sih, walaupun butuh perjuangan berat. Lebay. Sip.  Rahma naik jemputan, aku nanyain PR ke dia.

"Udah ngerjain PR belum?"
"Belum. Dua-duanya."
Hah? Dua? Bukannya cuma PR sejarah ya? Aku sempet cengo, mikir-mikir ada PR apa lagi. Kalo nggak ngerjain, mati nih.
"Dua? Emang apa aja?"
"Sejarah sama Pkn."

Mati gue.

"HAH? Pkn ada PR? yang mana?"
"Yang di slide itu loh."

Matimatimatimatimati. Aku langsung cek buku tulis. Kuobok-obok tasku. Mendadak supir jemputan nikung, tasku plus aku dan Rahma kelempar, tasku menggelinding dan isinya tumpah. Aku pungutin semuanya, dan kulihat Rahma ngacung-ngacungin kunci lokerku dan memegangnya diatas jendela dan mengeluarkan pandangan 'Mati lu Manda. Mati lu. Keh heh heh heh.'
Useless info: Kalau kunci loker hilang, denda 50 ribu.

"RAHMA!" Aku rage dan ngerebut kunciku. Untung kuncinya nggak kelempar. Kucemplungin masuk ke tas, dan dia menghilang entah keselip dimana. Aku gak peduli, yang penting dia nggak hilang diluar tas.

Abis itu supir jemputanku nanyain kartu jemputan. Aku ngeluarin dan berusaha ngelempar ke depan. Gagal. Walhasil aku harus mungut lagi....

Kesialan di jemputan berakhir, tapi hari ini baru saja mulai. Pelajaran pertama Sejarah. Pagi-pagi udah ulangan bulanan aja. Mana sejarah lagi, ini salah satu kelemahanku. Mana aku belum belajar lagi.

Useless Info #2: Aku paling males belajar. Apalagi pelajaran yang nggak kusuka.

Aku berjuang belajar. Ditemani dengan gambarnya Khs yang ada di buku tulisku yang udah dihapus, bikin semangat belajar nurun.

(Khs: *bersin*)

Aku ngapalin dengan males-malesan bareng sama Kaorin/Kiiroi. Aku pake metode-metode gajelas, sementara Kaorin sweatdrop.

KREK!

Pintu terbuka. Pak Sejarah dateng. Aku panik-panikan ngafalin sisa-sisa materi. Sampai akhirnya waktu habis, Soal tergeletak dimeja. Aku cuma bisa tersenyum, baca bismillah, tarik nafas, dan membaca satu per satu soalnya. Yah, ada gampang ada susah, ngasal pun tak terhindari.

Istirahat, aku jajan cream cheese. Iya, readers sekalian pasti mau. Cream chesee loh, enak. Lumayan buat bikin pikiran seger. Pake cream cheese.

Readers: ngiklan -_-

Pelajaran kedua, fisika. Aku menunggu dengan deg-degan, katanya Fisika juga ulangan. Tapi, ada fakta tak terduga. Yang masuk adalah guru biologi, bukan guru fisika. Aku cengo sebentar, lalu guru itu mengumumkan:

"Hari ini, Bu Fisika nggak masuk, jadi kalian boleh ngapain aja, asal jangan berisik!"

Inner: AWWW HELLLL YEEAAAAAA!!!!!

Aku dengan bahagia ngeluarin sketchbook. Belum berapa detik langsung dicuri Rahma. Walhasil aku sama Rahma guling-gulingan berantem demi merebut sketchbook. Sampai akhirnya Rahma berhasil nyolong gambarku (aku nyerah, daripada kertasnya lecek) dan diacung-acungin. Padahal itu HiroKazu. Mbah Gendeng. Aku yang loyo cuma bisa tenggelemin muka di meja. Setelah dia muter-muter sambil ngumbar gambarku, Gambar itu dibalikin. Aku balikin lembar itu ke sketchbook dan ngeluarin kertas lain. Lagi corat-coret, mendadak bu Biologi ngabsen, bikin laget aja.

"Amanda!" <- Bu Biologi
"Saya!" <- Aku
"Lagi ngapain?"
"(Yaelah) Corat-coret bu."
"Oh, oke." Bu Biologi nulis-nulis gitu di absen. Nah loh. Pertanda buruk nih jangan-jangan. Aku lanjutin doodle AoIbNikki. Best crossover ever!

Oh iya, di Fisika, Shan (nama samaran), yang biasanya cuek-santai-nulis mulu berubah jadi super iseng dan terus gangguin Khs bikin aku gak berhenti ketawa. Sampe aku sakit perut gara-gara ketawa mulu. Tapi, Shan bertingkah aneh. Mungkin lagi bahagia?

Ketiga, Tahfidz. Ga ada yang menarik disini kecuali bahasan kunjed tanggal 20 nanti. Ini bakal kubahas di entri lain, entri Kunjed.

Istirahat. Waktu makan, Shan juga iseng dan masih gangguin Khs. Walaupun bukan cuma Khs sih, aku juga dingangguin. Asli, Shan jadi aneh. Setelah makan, aku dan Shan ke perpus karena lagi haid. Di perpus, aku mau ke rak buku tempat novel-novel seru. Dan ternyata ada beberapa orangtua murid lagi sholat disitu. Aku dan Shan cengo, karena kita sama-sama mengincar rak itu, tapi ketutupan. Gak ada jalan lain karena rak itu letaknya di pojok. Mau lewat, nggak sopan. Ujungnya, Aku dan Shan suntuk di meja perpus, rak yang bisa ditelusuri cuma buku-buku boring semacam buku pelajaran, biografi dan lawakan garing. Setelah jutaan tahun (beberapa menit), orangtua murid itu selesai sholat, aku dan Shan nyelip-nyelip demi mendapat buku incaran. Aku yang lagi iseng baca KK*K gaje, lumayan buat hiburan.


Selesai istirahat, B. Indo menyambut. Ga ada persiapan buat tes. Face your fears. Ngumpul masuk kelas dulu, ada sedikit pengarahan. Selesai pengarahan ga penting, Aku nanya ke guruku, ada buku B. Indo ketinggalan nggak. Dan Pak Bahasa pun menyruhku mencari di meja belakang, tempat buku latihan yang dikumpulin. Kalo nggak ketemu, aku harus bikin lagi. Katanya masih ada waktu, karena aku maju kesepuluh. Kucari dulu. Nihil. Yang ketemu malah buku Latihanku. Walhasil aku keluar dan ke ruangan sebelahnya, karena minggu lalu sempet belajar disana. Aku izin ke Bu Bindo buat nyari buku. Mengelilingi kelas yang gedenya berasa kayak muterin mars untuk sesuatu yang nggak ada itu rasanya nyesek.

Aku keluar dengan kaki berat. Minjem buku Khs dan nulis ulang. Nggak lama setelah selesai nulis, aku sedikit latihan dan mendadak udah urutan sepuluh aja. Aku yang masih alakadarnya pun memasuki ruangan. Baca berita dengan sesekali melihat teks dengan style pembaca berita yang dibuat-buat. Super Fail. Aku ngeliat Shan ngintip dari jendela waktu aku tampil. Aku sweatdropped. Aku keluar dengan malu begitu selesai. Rasanya kertasku mau kuremes-remes, kuinjek-injek, siram, bakar, lempar abunya ke sungai Citarum. Tapi nggak jadi karena Tagisa/Taya mau pinjem teks-ku. Nggak jadi deh menghancurkan kertas itu.


Ini bukan ujung dari masalah. Masih ada aja masalah lainnya. Hari ini ditutup dengan PkN, dengan Ulangan Bulanan dan PR sebagai tiketnya. Aku yang sebelumnya udah ngerjain PR waktu Fisika, berhasil santai dan cuma belajar sedikit karena udah pusing loyo. Ulangan datang. Aku main tembak-tembakan dengan pensil sebagai senjata dan ngasal sebagai amunisi. Ada sekitar 7 nomer yang kutembak (baca: tebak alias ngasal).

Selesai UB, Saara (nama samaran) dan Kaorin bahas soal. Mereka nembak 2 soal yang sama denganku. Dan mereka ngamuk begitu tau aku benar keduanya dan mereka salah keduanya.

"MANDA BULUKAN!" <- Saara
"MANDA JELEK WOOOO!" <- Kaorin
"KOK NYALAHIN AKU? KAN BUKAN CUMA KAU YANG BENER!" <- Aku
"BODO AMAT! MANDA BULUKAN!"
 Jleb.

"MANDA BULUKAN!"
"Eh Khs, kamu nomor --- (aku lupa nomor berapa ==') jawabnya apa?"
"Legislatif."
"TUH KAN KHS JUGA BENER WOI SAARA KOK KAMU NGATAIN AKU DOANG SIH!"
"Aku ga berani ngatain Khs bulukan. MANDA BULUKAN, JELEK!"
"JAHAAAT!"
Dan terus berlanjut. Waktu sedikit reda, Aku sempet denger Khs komentar ke Ayaka.

"Ayaka (Kaorin), kok kamu jadi gini sih? Biasanya kan kamu nggak peduli sama nilai?"

Kupikir, bener juga. Beberapa menit kemudian Saara dan Kaorin wudhu. Aku galau lihatin langit. Mendadak Kaorin muncul di belakangku.

"Manda jelek!"

Aku nengok ke belakang. Kaorin duduk nutupin mukanya. Aku cengo.

"AYAKA! Kamu nangis?" Khs panik deketin Ayaka. Aku, Rahma, Adzkia, dan semua yang tersisa disana ngedeketin Ayaka.

"Ayaka beneran nangis?"
"U... Udah Ay... ==' "
"Kok Ayaka aneh sih?"
"Iya Ay! kamu kan biasanya nggak peduli nilai! Biasanya kamu kan 'ah bodo amat ah' gitu!"
"Kok Ayaka serem..." <- ini Aku
Setelah beberapa comforting kemudian, Ayaka kabur ke kamar mandi. Muka masih ketutup telapak tangan. Aku, dan lainnya ngomongin sifat Ayaka yang mendadak aneh.

Krek!

Pintu kamar mandi terbuka. Ayaka dateng dengan muka biasa.

"Hai!"

Nada riang dan senyum santai.


WTFFFF NADA RIANG? SENYUM? LAMBAI TANGAN? INI AYAKA?

"AYAKA ANEEEEH!" <- Aku
"AYAKA KERASUKANNN!" <- ini Khs kalo gak salah
Dan ada berbagai komentar lainnya. Setelah itu, Ayaka jelasin, tapi aku nggak ngedengerin karena aku lagi ngeliatin ke tangga, masih ada orang atau nggak. Pokoknya tiba-tiba Khs bilang ke aku. "Ayaka nggak kerasukan kok."

Aku melupakan masalah itu dan menuju Indoor.

Skip sampai pulang sekolah. Seperti biasa, Pak umum (nama Samaran) bikin aku karatan menunggu. Aku yang suntuk pun ke kantin bareng Yaya (samaran). Di kantin ketemu Tagisa, Shan dan Adzkia. Aku ngobrol bareng mereka, sementara Yaya sama Rahma. Waktu lagi ngobrol, Shasa (samaran juga) dateng. Kita ngobrol bareng-bareng, sampai Shasa bilang:

"Kalian kayak keluarga ya!" Dengan riangnya dia ngomong ke Aku, Tagisa dan Shan. Aku cengo.
"Manda jadi ayahnya, Tagisa jadi ibunya, Shan jadi anaknya!"

Makin cengo.

Useless Info #3: Sekolahku cewek dan cowok dipisah kelasnya, cuma ada beberapa saat dimana kita bisa bareng. Jadi wajar kalau temenku cewek semua. Tapi, ini berarti Pair ini YURI.

"Kenapa kamu bisa mikir gitu..." <- aku, hampir rage
"Aku dapet dari Saara. Soalnya Manda sama Tagisa sering deket-deketan gitu, Terus Tagisa sayang banget sama Shan, dan Manda sering melindungi Shan! Jadi kayak keluarga kan!"

Saara, gue tunggu lu di mansion Ao Oni.

"Tapi kan Tagisa sama Shan! Aku jadi kakanya Tagisa!" Aku menyangkal. Aku bukan Yuri, oke. Justru Tagisa sama Shan yang sering main sayang-sayangan seolah mereka beneran Yuri.

"Aku lebih setuju kamu pair aku sama Shan daripada sama Manda" Tagisa meluk Shan. Yuri emang dasar.
"Aku juga lebih setuju gitu." Kayaknya aku ngeblush Dikit. Dipair sama sahabat sendiri woi. Kampret emang Saara.
"Tapi kalian cocok!" Shasa menyangkal lagi.
"Cie Manda." Adzkia ngeledek.
"Adzkia, ke ruang Tahfidz yuk." Aku mulai balik ngeledek Adzkia.
"Manda, ke ruang TIK yuk." Adzkia balas meledek lagi.
"Adzkia, ke ruang Tahfidz yuk!", "Manda, ke ruang TIK yuk!"
"Adzkia, ke ruang Tahfidz yuk!", "Manda, ke ruang TIK yuk!"
"Adzkia, ke ruang Tahfidz yuk!", "Manda, ke ruang TIK yuk!"
Dan terus berlanjut hingga Tagisa motong.

"Eh, eh! Kan waktu aku sama Manda dikasih project sama pak TIK, Manda deket-deket gitu loh sama pak TIK! Cieeee!"

TAGISA LU FITNAH GUE GAK GITU YA. Itu yang mau kukatakan. Tapi aku gak mau ngerage disini, bisa-bisa banyak yang jadi korban aku ngamuk. Jadi cuma kutahan kemarahanku.

"Terus tadi Manda dipanggil pak TIK loh! CIEEEE!!!!"
"CIEEEEEE!" Koor kenceng banget. Kampret. semuanya sialan! Aku sebel!

Aku nggak tahan, langsung kabur. Kulempar entah-siapa-aku-lupa yang menghalangi jalanku, Aku kabur ke kios dan beli permen cokelat, karena cokelat bisa membuat perasaan tenang. Aku langsung lari ke depan. Di depan gedung depan, tempat anak-anak yang mau pulang, SD maupun SMP, nunggu buat dijemput.

"Manseeeeh!"

Nada itu. Panggilan itu. Aku mengabaikannya dan lari ke depan gerbang, cari jemputan. Belum dateng. Walhasil dengan galau aku ke gedung depan, daripada pegel berdiri, mending duduk-duduk disitu.

"Manseeee!"


Nyerah aja Mand, nyerah.

Khs mendekatiku yang lagi suntuk.

"Loyo amat Mand!" Ditepuk. Aku masih suntuk. Yah, nggapapa deh sama Khs, asal jangan dikatain.
"Nggak..." Aku jawab dengan loyo.
"Kenapa sih?" Mulai serius dia. Aku menghela nafas.
"Nanti. Kepanjangan. Baca aja di blogku."
"Okee."
Dan kita ngobrol-ngobrol. Yah, ini berhasil mengurangi ke-stress-an-ku.

"Eh, gue udah dijemput. Dadah Manseeeeh!"
Yah, pergi. Aku suntuk lagi. Galau sambil nyender, orang yang nunggu nggak banyak karena kebanyakan dari mereka nongkrong di kantin. Mendadak hujan turun. Aelah, makin suntuk aja. Untung nggak lama kemudian, jemputanku kelihatan di ujung jalan. Nggak pake basa-basi, aku ngacir masuk jemputan, menerobos hujan. Masuk mobil, dan nunggu Tagisa, Rahma, dan yang lain.

Ah, capek.


Aku butuh tidur. Begitu juga sekarang. Hampir jam 10 nih readers. Aku ngantuk. Sebenarnya masih ada yang mau kuketik, tapi cukup deh. Mungkin lain kali kuedit lagi. Gambar bukan punyaku.

T... Take more happiness, Ki-ro-na-se Off... *lambai tangan*

Selamat buat Readers yang kuat baca ini. Ini entri panjang abis....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sketsa Dragon Warrior (not by me) + bonus foto Code Lyoko

Bantuin nyari judulnya dong, ga ada ide nih

Merah dan Biru